Kamis, 13 Maret 2014

SELAMATKAN JAWA TIMUR.!!
Read More :
INDONESIA MEMILIH...??


Partai Gerakan Indonesia Raya yakin akan sosok Ketua Dewan Pembina partai mereka, Prabowo Subianto, akan menjadi presiden pada Pemilu 2014.



"Ketika era reformasi bergulir pada tahun 1998, Prabowo dijadikan "kambing hitam" oleh politik otoriter. Akan tetapi kali ini prabowo siap jadi 'kuda hitam'," ungkap Fauzi Ar selaku jurnalis istana,
Menurutnya, kriteria capres yang diinginkan rakyat adalah tokoh yang bersih, berintegritas, jujur, dan cerdas secara sosial yang mempunyai ideologi tinggi dalam memperjuangkan hak hak rakyat dan yang bisa menjadikan indonesia lebih baik. "Kami lihat yang memenuhi kriteria itu adalah Prabowo. Begitu juga resonansi masyarakat," ujar Fauzi Ar kepada kami.
fauzi Ar juga mengatakan, Prabowo memang tidak dapat diremehkan, Prabowo adalah figur penentu dari Partai Gerindra dan saya tidak menemukan sosok seperti prabowo dalam capres dan cawapres yang lain.


Read More :

Rabu, 29 Februari 2012

KH Abdullah Faqih Tutup Usia

Kyai Haji Abdullah Faqih
pimpinan pondok pesantren Langitan
di Tuban, Jawa Timur
Tuban - Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. KH Abdullah Faqih (Kyai Khos), pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jawa Timur, meninggal dunia. Kiai kharismatik ini dikabarkan menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 18.00 WIB atau bertepatan dengan waktu Maghrib, Rabu (29/2).
Ulama terkemuka di kalangan Nahdliyin tersebut meninggal di usia 69 tahun. "Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu,".
Kiai Faqih lahir di Dusun Mandungan Desa Widang, Tuban. Kiai Faqih (generasi kelima) memimpin Pesantren Langitan sejak l971, menggantikan KH Abdul Hadi Zahid.

Isyaratkan Ingin Ziarah ke Madinah
Kiai berpengaruh yang lahir 2 Mei 1932 itu rencananya dimakamkan di pemakaman umum Desa Widang, Kamis (1/3/2012) pukul 12.00.
Kiai Faqih meninggal saat santri selesai menunaikan shalat maghrib. Kiai Faqih sempat dirawat di Rumah Sakit Graha Amertha, Surabaya, dan sudah dua bulan pulang. Kondisinya makin sehat meskipun belum bisa berjalan seperti biasanya, bicaranya lancar, masih bisa beraktivitas seperti biasa, mengaji, tahlil.
Menurut perwakilan keluarga, Ubaidillah Faqih, menjelaskan, "Beliau menyatakan badannya makin sehat dan ingin ziarah ke Madinah. Ternyata itu isyarat beliau akan berpulang," kata Ubaidillah.
Kiai Faqih juga berpesan agar anak-anak maupun santri tetap meneruskan perjuangan menegakkan Islam dan menghidupkan pendidikan di pesantren. Sejak dulu beliau melarang anak cucunya menjadi pejabat. "Terkait pesantren nanti diasuh siapa akan dimusyawarahkan keluarga," kata Ubaidillah.

Guru Spiritual Gus Dur
Kabar duka menyelimuti Nahdlatul Ulama (NU) dengan meninggalnya KH Abdullah Faqih. Di kalangan NU KH Abdullah Faqih masuk kategori kiai khos atau kiai utama. Ada syarat tertentu sebelum seorang kiai masuk kategori khos. Antara lain, mereka harus mempunyai wawasan dan kemampuan ilmu agama yang luas, memiliki laku atau daya spiritual yang tinggi, mampu mengeluarkan kalimat hikmah atau anjuran moral yang dipatuhi, dan jauh dari keinginan-keinginan duniawi.
Ulama yang akrab disapa Kiai Faqih ini merupakan salah satu guru spiritual mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Kiai Faqih juga kerap jadi rujukan utama di kalangan Nahdliyin, terutama menyangkut kepentingan publik.
Kiai Faqih lahir di Dusun Mandungan Desa Widang, Tuban. Saat kecil ia lebih banyak belajar kepada ayahandanya sendiri, KH Rofi’i Zahid, di Pesantren Langitan. Ketika besar ia nyantri pada Mbah Abdur Rochim di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Kiai Faqih juga pernah tinggal di Makkah, Arab Saudi. Di sana ia belajar kepada Sayid Alwi bin Abbas Al-Maliki.

Puluhan Masjid Gelar Shalat Gaib
Sejumlah santri menyiapkan proses pemakaman
KH Abdullah Faqih
Pengasuh Ponpes Langitan
Tuban Jawa TimurKamis (1-3 2012)
Umat Islam di Indonesia melaksanakan Shalat Gaib untuk KH Abdullah Faqih (69) yang meninggal Rabu (29/2) malam.
Sejumlah masjid, mushola,dan juga pondok pesantren di Indonesia, serempak melakukan Shalat Gaib untuk mendoakan ulama kharismatik pengasuh Pondok Pesantren Langitan.
Warga Nahdlatul Ulama (NU) pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya tertunduk lesu begitu mendengar kabar meninggalnya Kiai Khos Abdullah Faqih.
Sementara itu, Pemimpin majelis dzikir Ramasinta, Habib Rizal Shahab menuturkan umat Islam sangat kehilangan dengan meninggalnya kiai yang mempunyai 12 orang anak buah perkawinan dengan Hj Hunainah.
"Kami semua merasa kehilangan, Beliau adalah maha guru di era modern. Keutamaan ilmu dan figurnya tidak akan pernah tergantikan," Ujar Habib Rizal.

PBNU: Indonesia Kehilangan Atas Wafatnya Kiai Faqih
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj, menyatakan, wafatnya KH Abdullah Faqih, pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jawa Timur, merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.
"Wafatnya beliau merupakan kehilangan besar bagi kita, bukan hanya NU, tapi juga bangsa Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu (29/2/2012) malam.
Said Aqil menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Kiai Faqih, salah seorang kiai sepuh yang oleh mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) disebut sebagai kiai khos.
"Kiprah beliau membesarkan NU dan menanamkan pentingnya rasa kebangsaan ke santri, menjadikannya sebagai sosok kiai yang sangat disegani," ujar Said Aqil.
Ia mengimbau umat Islam, khususnya Nahdliyin, yang berhalangan hadir langsung ke rumah duka bisa melaksanakan Shalat Ghaib untuk almarhum.
"Yang dekat, yang di Jawa Timur, usahakan bisa takziah. Pengurus cabang dan pengurus wilayah se-Indonesia yang jauh agar mendirikan Shalat Ghaib," katanya.
Mbah Faqih, panggilan akrab KH Abdullah Faqih, meninggal dunia Rabu petang, sekitar pukul 18.30 WIB dalam usia 82 tahun. Menurut rencana,  jenazah akan dimakamkan Kamis (1/3/2012) siang.

Khofifah: Indonesia Kehilangan Penyangga Kekuatan Spiritual
Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, mengatakan, Indonesia kehilangan salah satu tokoh penyangga kekuatan spiritual dengan wafatnya KH Abdullah Faqih.
"Kiai Faqih merupakan salah satu penyangga kekuatan spiritual bangsa Indonesia," kata Khofifah.
Saat negara mengalami berbagai krisis, kata Khofifah, pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur, itu menggerakkan istigasah dan berbagai wirid atau amalan keagamaan untuk memohon pertolongan Allah.
"Yang terakhir ini sangat jarang dilakukan ulama akhir-akhir ini. Kalau ada, resonansinya tidak sekuat Kiai Faqih," katanya.
Di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), kata Khofifah, Kiai Abdullah Faqih merupakan sosok kiai sepuh yang menjadi panutan.
Di pentas nasional, Kiai Faqih mulai dikenal dan didengar, pemikiran kebangsaannya diperhatikan, saat awal reformasi.
Menurut dia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sering menjadikan fatwa Kiai Faqih sebagai referensi gerakan reformasi, khususnya saat mendirikan PKB dan saat mengambil keputusan pencalonan sebagai presiden.
"Beliau dikenal sebagai Kiai Langitan bukan sekadar karena pondok pesantrennya di Desa Langitan, tetapi berbagai pertimbangan penting kenegaraan dan kebangsaan selalu dikeluarkan setelah mendapatkan sinyal ’langit’, maksudnya berdasarkan istikhoroh," tuturnya.
Mbah Faqih, panggilan akrab KH Abdullah Faqih, meninggal dunia pada Rabu petang, sekitar pukul 18.30 WIB dalam usia 82 tahun. Menurut rencana, jenazah akan dimakamkan pada Kamis (1/3/2012) siang.
Pesan dan nasihat yang selalu diingat adalah bertakwalah kepada Allah di mana pun dan dalam kondisi apa pun. Selamat jalan kiai, semoga Allah menerima segala amal baikmu, dan mengampuni segala dosa kesalahanmu.... Raden Pa'onk/Boim
Read More : KH Abdullah Faqih Tutup Usia

Jumat, 17 Februari 2012

SUSUNAN REDAKSI

Pimpinan Redaksi : Fathur Rohman
Wakil Pimpinan Redaksi : Boim
Redaktur Pelaksana : Rohman
Kordinator Liputan : Kholis, Anul
Read More : SUSUNAN REDAKSI

Jumat, 20 Januari 2012

Perseba Bangkalan U-18 Juara

Perseba Bangkalan
Sidoarjo - Perseba Bangkalan menahbiskan diri sebagai kampiun Liga Remaja Nasional U-18. Dalam laga final di Gelora Delta Sidoarjo, mereka mengalahkan tim sesama Jatim Persema Malang dengan skor 2-1 (1-0). Dengan kemenangan tersebut, Jawa Timur menunjukkan dominasinya di pentas Liga Remaja nasional sejak 2006.
Selain itu, kemenangan Perseba tersebut kian memantapkan pembinaan kelompok umur di Jatim di kompetisi nasional. Sebelumnya, tim U-15 Jatim juga menjuarai kompetisi nasional Piala Medco.
Pada pertandingan final kemarin, Perseba dan Persema tampil ngotot sejak menit pertama. Baru lima menit pertandingan berjalan, pemain Persema Leo Andi Ardiles sudah mengancam gawang Perseba lewat tendangan kerasnya dari luar kotak penalti. Beruntung penjaga gawang Perseba Renantha berhasil menyergap bola.
Tak mau kalah, Rafsanjani dkk juga beberapa kali mengancam gawang Persema yang dikawal Abdus Syukur.
Serangan cepat melalui sayap yang dibangun tim kebanggaan kota Bangkalan itu akhirnya membuahkan gol pada menit ke-20. Umpan terarah M. Arsyad dari sisi kiri pertahanan Persema disambar dengan cepat oleh Imam Baihaqi. Sontekan keras kaki kanannya membuat Perseba unggul 1-0. Gol tersebut ternyata membuat mental Persema jatuh. Hingga babak pertama berakhir, Persema tak sekalipun lagi mengancam lini pertahanan Laskar Suramadu Muda. Serangan Leo Andi Ardiles dkk selalu kandas di lini tengah Perseba.
Di babak kedua, Perseba makin gencar melakukan serangan. Pada menit ke-48, Kiki -sapaan Imam Baihaqi- membuat Kacongmania -julukan suporter Perseba- berteriak kegirangan. Lewat tendangan bebas yang cantik, Kiki berhasil mencetak gol kedua.
Setelah unggul dua gol, Perseba makin meningkatkan serangan. Persema hanya mampu bertahan sambil sesekali melakukan serangan balik. Gol hiburan bagi Persema lahir pada menit ke-88 oleh Muhammad Kholil. Gol ini tercipta kala pemain Perseba terlalu asyik menyerang hingga melupakan pertahanan mereka.
Para pemain Perseba berlari kegirangan ke pinggir lapangan saat peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiup wasit Kelik Purwanto. Mereka berebut memeluk pelatih Avip Subarkah dan manajer Ram Halili. "Luar biasa. Kerja keras anak-anak selama satu tahun kemarin terbayar lunas," ungkap Avip Subarkah.
Mantan stopper Assyabaab Salim Grup Surabaya itu menginstruksi anak didiknya untuk melakukan pressing ketat dan permainan cepat. "Saya tahu Persema kelelahan setelah mengalahkan Bandung (Persib) lewat adu penalti," paparnya.
Manajer Perseba Ram Halili menyatakan gelar juara ini dipersembahkan untuk seluruh warga Bangkalan.
Pelatih Persema Edy Sutrisno secara sportif mengakui kekalahan timnya. "Anak-anak Bangkalan menampilkan permainan yang luar biasa," ungkapnya tulus.
Manajer Persema Titis Shinta Dewi pun mengacungkan jempol untuk semangat ditunjukkan para pemain Malang. "Meski lelah dan masa istirahat kurang, anak-anak mampu memberikan perlawanan," kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang tersebut.
Ketua Komite Kompetisi PSSI H Soebardi merasa berbangga dengan kemenangan Perseba Bangkalan. "Ini menandakan bahwa pusat persepakbolaan Indonesia bukan hanya di Jakarta, Surabaya, Malang. Jadi, mulai saat ini Bangkalan harus dicatat sebagai salah satu daerah berpotensi," ujar pria asal Jogja itu. Pa’onk/Bo’im
Read More : Perseba Bangkalan U-18 Juara

Ra Lilur, Ulama Waliyullah Asal Bangkalan, Madura

KH Kholilurrahman atau lebih dikenal Ra Lilur seorang ulama dari Bangkalan, Jawa Timur. Ra Lilur dalam maqom jadab (suatu tahapan untuk mencapai tingkat karamah (keistimewaan) yang biasanya disebut wali, red). Memurut penilaian saya Ra Lilur sudah mencapai tingkat wali.
KH Kholilurrahman atau lebih dikenal Ra Lilur
Ra Lilur adalah cicit ulama besar Indonesia, KH Kholil Bin Abd Latief, atau Syaikhona Kholil Bangkalan, atau Mbah Kholil. Gelar Syaikhona, karena KH Kholil merupakan guru mayoritas ulama Indonesia.
Ra Lilur merupakan ulama luar biasa bagai magnet kehidupan setiap orang. Penampilannya yang sangat bersahaja. Bahkan jauh di bawah kehidupan normal, membuat hati orang yang melihatnya bergetar. Wajahnya memang memancarkan Nur Ilahi.
Ra Lilur ulama zuhud, tak perduli gemerlap duniawi dan tanpa pamrih. Hidupnya hanya untuk Allah Swt, berkelana dari satu tempat ke tempat lain. Rumahnya tak pernah sepi, selalu banyak tamu yang silaturrahmi. Tamunya beragam, mulai dari warga biasa sampai orang penting di negeri ini, yakni mulai pejabat regional, bahkan nasional berusaha menemui kiai yang berpenampilan nyeleneh ini. Mereka minta barokah hanya urusan sehari-hari, mulai dari urusan minta hari untuk pernikahan sampai minta obat alternarif, pilkades, dan lain sebagainya. Tapi jangan kaget kalau tak kesokan (tidak mau,red), beliau tak mau menemuinya sebab Ra Lilur bisa menebak setiap maksud tamu yang silaturrahmi kepada dirinya.

KENYELENEHANNYA
Ra Lilur kadang hidup di tengah laut, merendam diri sampai berhari-hari. Namun justru sikapnya inilah yang kemudian mengingatkan orang pada Nabi Khidlir. Dari tengah-tengah arus gelombang laut itu ia membaca tanda-tanda kehidupan. Apa yang akan terjadi terhadap negeri ini. Isyaratnya selalu kontroversial. Isyarat Ra Lilur tidak disampaikan dalam bentuk kata-kata atau ramalan. Melainkan melalui perilaku aneh. Jadi, Ra Lilur tak pernah membuat pernyataan, apalagi prediksi. Justru itulah hebatnya. Semua isyarat itu hanya tampak dalam perilakunya yang nyeleneh.
Tingkah nyelenehnya Ra Lilur itu semata transfer atau titipan dari Allah Swt. Bahkan Ra Lilur sendiri tak menyadarinya. Buktinya, ia tak pernah melontarkan kata-kata. Kalau ada peristiwa besar yang akan terjadi hanya perilakunya saja yang tiba-tiba aneh. Seolah semua perilakunya menjadi radar peristiwa masa depan.

Membakar Pondok Pesantren
Suatu ketika Ra Lilur tiba-tiba membakar bangunan pondok pesantren yang diasuh KH. Abdullah Schaal Bangkalan Madura. Pesantren yang lokasinya berdekatan dengan masjid Jami’ dan alun-alun kota Bangkalan itu pun hangus dilalap api. Anehnya, Kiai Abdullah Schaal yang dikenal sangat berpengaruh di Bangkalan itu diam saja. Ia tak bereaksi, apalagi marah.
Mungkin Kiai Abdullah Schaal paham terhadap keistimewaan Ra Lilur sehingga ia lalu diam saja, meski pondoknya dibakar Ra Lilur. Yang pasti, kiai Abdullah Schaal sendiri tampak sangat hormat terhadap Ra Lilur sebab Ra Lilur memiliki keistimewaan kasyaf luar biasa. Bahkan kabarnya Ra Lilur sering memberi isyarat-isyarat kepada Kiai Abdullah terutama tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi. Biasanya, kalau menyangkut persoalan besar, Ra Lilur minta Kiai Abdullah Schaal hati-hati.
Setelah gubuk santri di pesantrennya dibakar, pesantren Kiai Abdullah Schaal semakin maju pesat. Bilik-bilik santri yang semula berupa gubuk-gubuk kini dibangun mentereng. Bahkan pesantren putri yang menyatu dengan tempat istirahat Kiai Schaal persis hotel. Bangunannya megah dan menjulang tinggi, penuh tingkat. Siapa pun yang tak pernah ke Madura akan mengira bangunan itu hotel, karena memang didesain cukup artistik.
Wallahu A’lam Bishshowab. Setelah kejadian Ra Lilur membakar pesantren itu kemudian terjadi peristiwa naas yang menimpa bangsa ini. Banyak terjadi aksi pembakaran di mana-mana, Aksi anarki pembakaran ini terjadi mengiringi konflik politik yang terus berkepanjangan di negeri ini. Misalnya pembakaran pertokoan, kantor-kantor partai politik, dan banyak lagi. Isyarat Ra Lilur itu kian kongkrit ketika terjadi pembakaran yang dilakukan orang-orang Dayak terhadap gubuk-gubuk orang Madura yang mengungsi dari Sampit dan Sambas.

Gus Dur Diganti Megawati
Isyarat itu muncul sekitar akhir tahun 2000. Jadi jatuh sebelum Gus Dur benar-benar jatuh. Saat itu perilaku aneh Ra Lilur muncul secara tak terduga. Ia tiba-tiba selalu diikuti dan ditempel oleh istrinya (nyai) kemanapun pergi. Mau pergi kemanapun, ia terus dibuntuti oleh sang bu nyai.
Selain itu, Ra Lilur selalu tidur satu kamar dengan istrinya. Namun anehnya, Ra Lilur tidak tidur dalam satu tempat tidur (lencak, bahasa Madura, red). Ia tidur terpisah dengan istrinya, meski dalam satu kamar. Lebih aneh lagi, istrinya tidur diatas ranjang, sedangkan Ra Lilur malah selalu tidur di tanah (Ra Lilur tidur di bawah), sedang istri beliau di atas
Isyarat perilaku nyeleneh Ra Lilur itu terjawab sangat jelas. Indonesia akhirnya terjadi pergantian kepemimpinan, dari Presiden pria Gus Dur) ke Presiden wanita (Megawati). Isyarat ini masih bisa dirinci lagi dalam kontek kekeluargaan. Yaitu istri hakikatnya wakil atau pembantu suami dalam keluarga. Perilaku aneh itu merupakan isyarat pergantian kepemimpinan dari pria ke pemimpin wanita. Sayangnya, waktu itu tak ada yang tanggap terhadap isyarat yang terjadi lewat perilaku aneh Ra Lilur itu. atau karena masyarakat kurang peka atau karena isyarat aneh itu hanya diketahui kalangan terbatas. Yang pasti, isyarat itu cukup nyata dan jelas.

Mengenakan Pakaian Serba Merah
Menjelang pemilu 1999, Ra Lilur tiba-tiba mengenakan pakaian serba merah. Bajunya berwarna merah. Begitu ikat kepalanya, berwarna merah. Lebih unik lagi, ia memakai sarung wanita yang juga berwarna merah pada menjelang Pemilu. Ternyata isyarat itu kemudian terbukti. PDIP yang warna kebesarannya merah menjadi pemenang Pemilu. Kalau Ra Lilur memakai pakaian serba merah semata ingin menunjukkan bahwa pemenang pemilu 1999 adalah PDIP. Ra Lilur berasal dari keluarga fanatik NU dan PKB. Bahkan semua anggota keluarganya pengurus dan warga PKB. Begitu juga keluarga ndalem Ra Lilur, baik dari haddam (pembantu) sampai keluarga intinya, pendukung berat PKB.

Masuk Hutan Pada Bulan Puasa
Ra Lilur bersama banyak orang masuk hutan pada bulan puasa. Begitu tiba di dalam hutan ternyata adzan maghrib bergema. Orang-orang bingung. Sebab tak ada makanan sama sekali untuk buat buka. Ra Lilur mengisyaratkan agar tak resah. Tanpa diduga tiba-tiba terhampar tikar semacam permadani. Yang menakjubkan, di atas tikar itu tersedia berbagai macam makanan. Karuan saja orang-orang itu heran. Meski demikian mereka tetap saja lahap berbuka puasa.

Menguasai Ilmu Kedokteran
Seorang dokter dari Malaysia bersama seseorang yang bertindak sebagai pengantar sengaja datang untuk menemui Ra Lilur. Dokter itu diajak Ra Lilur masuk ke dalam bilik rumahnya. Pembicaraan Ra Lilur dengan Dokter itu cukup lama, sekitar satu jam. Sehingga pengantar dokter itu mengaku capek menunggu di luar.
Menurut pengakuan sang dokter, Ra Lilur ternyata menguasai ilmu kedokteran secara luar biasa. Semua ilmu kedokteran dia pahami. Yang membuat si dokter kaget, Ra Lilur memberikan sebuah foto berukuran poscard dengan pakaian putih lengkap dengan stetoskop tergantung di leher. Sang dokter heran menerima foto Ra Lilur. “Kalau dipikir, kapan beliau berpose seperti itu,” katanya.

Bersama Habib Dari Mojokerto
Habib Ali Zainal Abidin Bin Anis Al Muchdor (kelahiran Jember) pernah menyaksikan keajaiban Ra Lilur. Tiga tahun lalu, dirinya bersama istrinya, MN Hidayah, melanglang buana. Habib penasaran ingin bertemu Ra Lilur. Ketika sampai di kediaman Ra Lilur, Habib diterima ajudan Ra Lilur dan langsung mengutarakan maksud kedatangannya. Tak lama kemudian, ajudan Ra Lilur mengatakan “Kiai tidak bisa menemuinya sekarang”, kata ajudan.
Habib semakin penasaran. Namun Habib tak langsung pergi begitu saja. Sambil merenung bagaimana caranya bertemu Ra Lilur. Habib kemudian pergi ke sebelah samping rumah Ra Lilur. Saat berjalan di bawah rimbun bambu, Habib teringat pesan salah satu gurunya untuk membaca Al-Fatihah di tujukan kepada Nabi Muhammad SAW, para wali, dan Syaikhona Kholil Bangkalan. Habib itu kemudian mengamalkan perintah tersebut di tutup dengan permintaan saya, kalau kamu Ra Lilur memang cucu Kiai Kholil, keluarlah, kata Habib.
Masyaallah. Tiba-tiba pundak Habib ada yang menepuk, Karuan saja Habib terkejut dan menoleh, ternyata Ra Lilur. Ra Lilur berkata, ” Sudah lama kita tak bertemu. Kamu yang saya tunggu beberapa hari ini.” Habib Ali semakin tak percaya bahwa dirinya merasa tak pernah bertemu dengan Ra Lilur.
Setelah itu Ra Lilur mengajak Habib duduk di atas gubug di tengah sawah. Saat itu mereka ditemani salah satu ajudan Ra Lilur. Tiba-tiba Ra Lilur berkata “Silakan susunya diminum.” Padahal tak ada pelayan yang mengantarkan. Ajudan yang tadi menemani juga tak beranjak pergi.

Nelayan dan Jaringnya
Seorang nelayan di Kecamatan Sepulu sontak kaget. Karena jaring dia tebar di tengah laut tiba-tiba terasa berat ketika diangkat. Nelayan tersebut Harap-harap cemas menarik jaringnya. Dalam pikirannya, ini pasti ikan besar. Begitu jaring itu berhasil diangkat ke atas. Nelayan itu kaget dan tertegun, Masyaallah, ternyata bukan ikan, melainkan tubuh Ra Lilur yang sedang membujur. Kontan nelayan itu menceburkan kembali tubuh Ra Lilur ke laut.
Nelayan menduga, jangan-jangan Ra Lilur telah meninggal karena tenggelam di laut. Tapi dugaan nelayan itu meleset. Karena Ra Lilur sehat wal-afiat, tubuhnya tetap segar bugar sampai kini.
Menyaksikan kenyataan itu, nelayan semakin percaya bahwa Ra Lilur itu waliyullah (kekasih Allah Swt). Sejak peristiwa itu hasil tangkapan nelayan tersebut langsung melimpah. Setiap kali turun melaut, hasil tangkapannya lebih banyak dari pada nelayan lainnya. Nelayan pun yakin bahwa dirinya telah mendapat barokah. Yakni terus bertambahnya kebaikan. Bukankah orang menyebut barakah sebagai zidayatul khoir (semakin bertambahnya kebaikan).

Obat Maag Dan Puyer
Salah seorang warga pernah sakit tak komplikasi penyakit dalam stadium akut. Bahkan sang pasien sudah hampir satu bulan opname di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya. Karena terapi penyembuhan kedokteran tak ada perkembangan mengembirakan. Salah seorang anggota keluarga pasien memutuskan untuk minta barokah La Lilur. "Kiai memberikan obat maaq dan obat puyer sakit kepala, setelah diminum Alhamdulillah sembuh," tegas Salim, saudara si pasien menjelaskan.

Ajudan Abu Rizal Bakri, Bos PT Lapindo
Orang kepercayaan Abu Rizal Bakri, bos PT Lapindo berusaha sowan ke La Lilur. Keinginan kuat bos itu bisa ditebak, yakni minta saran agar semburan lumpur yang sangat meresahkan itu bisa dihentikan. Namun kiai tak kesokan (tak berhasrat) tamu utusan bos Lapindo itu. Akhirnya utusan itu gagal untuk menemui Ra Lilur.

Pil Mencret Atau Murus
Seorang penduduk desa terpencil sedih karena kehilangan sapi. yang merupakan satu-satunya harta paling berharga bagi keluarganya. Karena ingin sapinya kembali, dia sowan ke kediaman Ra Lilur untuk minta barokah agar sapinya bisa kembali lagi. Ra Lilur langsung menemui tamunya tersebut itu.
Padahal, tamu yang silaturrahmi ke Ra Lilur, biasanya baru bisa ketemu minimal setelah tiga kali silaaturrahmi. Tapi, kali ini aneh. Ra Lilur malah dengan senang hati membantu orang yang malang itu.
Warga yang kehilangan seekor sapi itu diberi pil mencret atau murus. Tentu saja orang itu bingung dan dongkol. Sebelum pulang pil itu tetap diminum sesuai petunjuk Ra Lilur. Meski demikian ia tetap saja pikirannya tak bisa menerima.
Di tengah perjalanan menuju rumahnya, tiba-tiba perutnya mules. Orang malang tersebut pergi ke sungai untuk membuang hajat.
Ajaib, orang itu melihat beberapa ekor sapi ditambatkan di semak-semak di sekitar sungai itu. Ketika diperiksa, salah satu sapi yang ditambatkan itu adalah miliknya. Ia girang bukan main. Namun di balik kegirangan itu ia juga merasa berdosa. Orang itu menyesal karena hatinya sempat dongkol pada Ra Lilur ketika diberi obat murus.

Pengusaha Besi Kapok Datang
Seorang pengusaha besi tua bernama H. Hasan yang tinggal di Cililitan Jakarta silaturrahmi ke rumah Ra Lilur. Pengusaha itu disambut ajudan sekaligus dihadapkan kepada Ra Lilur. Hasan lantas menceritakan masalahnya. Ra Lilur mendengar semua cerita Hasan. Namun yang membuat Hasan tak habis pikir, ketika hendak pulang, ia diberi obat sakit kepala Paramex.
Dengan diliputi tanda tanya, Hasan pulang ke rumahnya di Jakarta naik bus, dalam perjalanan H Hasan terus berpikir mau diapakan obat ini. Kenapa pula kiai memberi saya ini, gumam Hasan dalam hatinya.
Seminggu kemudian, H. Hasan ternyata tertimpa musibah. Usahanya rugi Rp 100 juta. Isyarat Ra Lilur itu terjawab, “Rupanya itu maksud kiai memberi obat,” kata Hasan tersenyum kecut. Sebulan kemudian, H. Hasan mendapat kabar dari saudaranya di Tanah Merah, Madura bahwa abahnya (ayah, red) terbaring sakit keras di atas pembaringan. Hasan pun bergegas pergi menemui abahnya.
Hasan lantas menemui guru abahnya, yaitu Habib Sholeh Tanggul, Jember. Habib Sholeh Tanggul meminta H. Hasan membawa tasbih. Tasbih itu, selain untuk wirid juga sangat manjur untuk mengobati orang sakit. Sesuai dengan pesan guru, tasbih itu dicelupkan ke dalam segelas air. Selanjutnya, air bekas celupan itu diminumkan kepada orang yang sakit. Semula, penyakit itu memang berkurang. Badan abahnya sedikit enakan. Tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa waktu kemudian, bapaknya kembali jatuh sakit. H. Hasan pun segera beranjak pergi meminta do’a kepada Ra Lilur. Yang tak membuat H. Hasan heran lagi, ketika Ra Lilur, memberinya kapas, berikut minyak telon. Itu diberikan ketika H. Hasan hendak pulang.
Seperti sebelumnya, dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya di Tanah Merah, hati H. Hasan, diliputi tanda tanya yang hebat. Begitu tiba di rumah abahnya, ia mendapati banyak orang menangisi kepergian orang tua lelakinya itu. Rupanya, kapas dan minyak telon itu, sebagai perlambang bahwa penyakit orang tuanya tak dapat disembuhkan. Akhirnya H. Hasan pengusaha besi tua tersebut kapok bertemu Ra Lilur lagi.

Menikahi Wanita Penjemur Ikan
Di kawasan pesisir Bangkalan ada seseorang wanita yang sehari-harinya membersihkan ikan. Wanita itu tak ubahnya seorang buruh. Ia tiap hari membersihkan dan menjemur ikan milik orang. Ia hanya dapat upah sekian rupiah dari jerih payahnya itu. Kesibukan di kawasan pesisir itu membuat orang tak pernah memperhatikan wanita itu. Apalagi wanita itu memang tampil seperti umumnya buruh. Masyarakat baru tahu wanita yang sehari-harinya membersihkan ikan dan berpenampilan seperti umumnya buruh itu dinikahi Ra Lilur.
Berita pernikahan Ra Lilur dengan wanita itu tersebar, masyarakat seolah tak percaya dan mulai bertanya-tanya, dari mana asalnya wanita tersebut. Sebab meski setiap hari bertemu dan berkumpul masyarakat di sekitar pesisir itu tak ada yang tahu asal muasal wanita tersebut. Masyarakat pun mulai geger. Wanita itu dianggap misterius karena tak diketahui asal usulnya.
Begitu masyarakat heboh tiba-tiba muncul informasi bahwa wanita tersebut berasal dari kesultanan Demak. Karuan saja masyarakat kembali ramai. Akhirnya masyarakat di sekitar pesisir itu yakin bahwa wanita itu berasal dari Demak. Yang juga unik wanita itu tetap sederhana meski dinikahi Ra Lilur. Padahal ia telah jadi istri orang terhormat dan disegani masyarakat. Bahkan Ra Lilur bukan saja disegani masyarakat tapi juga dihormati para ulama. Toh istri Ra Lilur tetap bersahaja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya ia berjualan es lilin. Dagangannya itu kadang dijajakan kepada para santri KH. Abdullah Schaal di Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan.

Tiga Buah Korma Penawar Obat
Ra Lilur ternyata tak hanya piawai mendeteksi masa depan. Tapi ahli mengobati orang sakit. Tak aneh jika banyak tamu yang minta tolong untuk mengobati penyakitnya. Salah satunya, seorang kiai asal Surabaya yang sudah puluhan tahun mengidap penyakit aneh.
Kiai ini sudah melanglang buana berkonsultasi dengan berbagai ahli, baik ahli medis, maupun paranormal. Tapi hasilnya nol besar. Bahkan pernah juga berkonsultasi ke KH. Ghofur, pengasuh ponpes Sunan Drajat Paciran Lamongan. Juga gagal.
Namun kiai ini terus berikhtiar sembari tetap pasrah. Di tengah-tengah kepasrahan itulah, tiba-tiba timbul wisik-wisik dari seorang tamu yang agak aneh. Tamu itu menyarankan, agar meminta barokah ke Ra Lilur. Tanpa pikir panjang, maka berangkatlah rombongan kiai itu ke tempat pedepokan Ra Lilur di sebuah desa Banjar kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan. Ra Lilur langsung menemuinya. “Lenggi-lenggi pada parlo napa (mari silakan duduk, ada maksud apa ke sini),” sapanya. Kiai ini langsung mengutarakan niatnya serta menceritakan perjalanannya berobat ke mana-mana, namun hasilnya nihil.
Mendengar keluhan itu, Ra Lilur langsung memberi tiga buah korma dari dalam rumahnya. “Da’ar pa tada’ (silakan makan dihabiskan),” kata Ra Lilur.
Saat dialog itu tak begitu cair sebab Ra Lilur memang sering memperlihatkan suasana yang sulit ditebak. Kadang-kadang tertawa, tapi kadang-kadang tak banyak bicara. Mungkin saat itu, Ra Lilur paham, betapa menderitanya kiai ini lantaran merasakan sakit menahun.
Usai menyuguhkan tiga korma, Ra Lilur memberi wejangan, agar kiai tadi, berobat ke seorang dokter kiai di sebuah kawasan sekitar Pasar Turi Surabaya. Kenapa disebut dokter kiai, karena dokter itu, selain memberi obat, juga memberi bacaan-bacaan. Alhamdulillah, penyakit menahun kiai sederhana itu akhirnya berangsur-angsur sembuh.

Penolakan Sopir Terhadap Ra Lilur
Ini merupakan peringatan keras kepada siapa saja yang melakukan tindakan konyol dengan berkata kasar dan membohongi Ra Lilur. Kalau hal tersebut dilakukan, bisa-bisa naas seperti peristiwa yang dialami seorang sopir pick up.
Menurut ajudan Ra Lilur, H. Husni mengatakan, Husni bersama Ra Lilur melakukan perjalanan dari Kecamatan Sepuluh menuju Desa Banjar Galis Bangkalan Madura. Di tengah perjalanan, motor yang ditumpangi macet karena mengalami kerusakan pada bagian mesin. Karena tak bisa memperbaiki, Husni memutuskan untuk beristirahat seraya menunggu tumpangan untuk Ra Lilur. Beruntung, setelah beberapa menit beristirahat, ada sebuah mobil pick up melintas di sebuah jalan desa. Ra Lilur kemudian meminta agar ajudannya menyetop mobil itu untuk ikut. Namun setelah dicegat, sang sopir berkata kalau mobilnya tidak dibuat angkutan. “Lok muwak (tidak mau muat, red),” kata sang sopir dengan kasar.
Karena ditolak, Husni kembali istirahat sembari menunggu tumpangan yang lain. Ternyata setelah beberapa meter dari tempat istirahat, mobil yang dicegatnya tadi mengangkut beberapa karung kedondong milik pedagang. Setelah kejadian itu, Husni tidak pernah berpikir apa yang akan terjadi pada sang sopir di balik kata-kata kasar dan bohong yang diucapkan kepada seorang kiai waliyullah itu.
Beberapa bulan berikutnya, Ra Lilur berniat untuk melakukan perjalanan keliling kota Bangkalan. Seperti biasa, Ra Lilur memerintahkan ajudannya untuk mencari mobil tumpangan. Tapi anehnya, sebelum diperintah mencari mobil, Ra Lilur berpesan agar memilih mobil pick up deretan ketiga dari belakang.
Perjalananpun dilakukan, setelah sampai di daerah pesisir barat Kecamatan Socah, Bangkalan, Ra Lilur berhenti. Ia langsung melakukan perjalanan ke tengah laut. “Saya tidak tahu kemana kiai berjalan. Tapi beliau terus berjalan hingga tidak kelihatan,” kata Husni.
Ditengah penantian tersebut, Husni ngobrol dengan sopir pick up yang menjadi pilihan Ra Lilur. Ternyata, sang sopir bercerita panjang lebar soal peristiwa yang pernah dialami temannya yang juga sopir pick up itu. Dikatakan, setelah sopir pertama menolak permintaan Ra Lilur dengan kata-kata kasar dan bohong, dia terus mengalami banyak peristiwa sial. Mula-mula hasil uang dari nyopir itu selalu habis hanya untuk membayar biaya tilang polisi. Berikutnya, dia terus mengalami sakit yang tak kunjung sembuh hingga akhirnya meninggal. “Mantuan (paman haji, red), sopir pertama yang pegang mobil ini meninggal setelah menolak permintaan kiai,” kata sopir itu lirih.
Mendengar penjelasan itu, Husni teringat peristiwa yang pernah dialaminya. Ternyata, Ra Lilur memilih mobil pick up pada deret ketiga itu merupakan tebusan dari penolakan sopir yang pernah berkata kasar itu. Karena sopir yang berkata kasar itu dulu juga menyopir mobil yang sekarang dipakai itu.

Aparat Menangis
Anggota Polri berpangkat Perwira Menengah (Pamen) berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) datang ke kiai yang dikenal punya kasaf itu untuk minta tolong. Pamen rela bepergian tengah malam dengan sepeda motor menuju desa Banjar untuk menemui Ra Lilur dengan maksud minta tolong agar ditunjukkan tempat persembunyian Tommy. Namun Ra Lilur  sulit ditemui.
Sebelum menyampaikan keinginannya, selama tiga malam berturut-turut petinggi polri itu melakukan wirid dan mengaji sampai menangis ketika membaca Al-qur’an di mushallah milik H. Husni.
Ra Lilur mengatakan, untuk memburu Tommy sangat sulit, karena memang ada yang membuatnya sulit.
Dari jawaban Ra Lilur itu tersirat bahwa Tommy memang ada yang melindungi. Karena itu mudah dipahami jika beberapa pihak ragu terhadap upaya polisi menangkap Tommy. Bahkan kini muncul analisis bahwa gerakan aparat yang mau menangkap Tommy itu sekedar basa-basi belaka, yakni untuk meredam kekecewaan atau mengalihkan perhatian masyarakat dari persoalan politik di tubuh Polri sendiri maupun seputar di Mega.
Perilaku Ra Lilur kian aneh. Sudah dua minggu, Ra Lilur mengunci diri di sebuah gubuk di atas gunung. Bahkan pintu pagarnya pun digembok. Sehingga, tamu yang hendak sowan ke Ra Lilur sulit untuk bertemu. “Ra Lilur berkomunikasi hanya dengan tulisan tangan saja. Tapi kiai hanya memberikan tulisan atau barang,” ujar haddam yang sudah mengabdi sejak tahun 1989 ini. ARKA/Famas AR
Bersambung ……………
Read More : Ra Lilur, Ulama Waliyullah Asal Bangkalan, Madura

Rabu, 18 Januari 2012

Memburu Sunrise Pantai Rongkang

Berbagai potensi wisata tersebar di se-antero Bangkalan. Namun, tidak semuanya tergarap dengan baik, terutama wisata pantai. Saking butuhnya, hiburan pantai pun dimanfaatkan ala kadarnya. Tak peduli kurang sedap dipandang atau kurang fasilitas, pantai tetap menjadi tujuan wisata.

Pantai Rongkang
Kecamatan Kwanyar, Bangkalan, Madura
Kwanyar - PADATNYA pantai-pantai yang masih disuguhkan secara alami adalah fakta bahwa potensi wisata tersebut masih belum dikelola secara baik. Belum bisanya wisata pantai jadi tumpuan hidup masyarakat sekelilingnya juga membuktikan hal tersebut. Padahal, lokasi wisata selalu jadi tujuan perjalanan pelancong dari luar daerah. Umumnya perputaran uang di lokasi wisata juga sangat tinggi.
Pemandangan di ruas jalan Desa Kwanyar Barat, Kecamatan Kwanyar ramai. Sayangnya tidak ada wajah "asing" di sepanjang jalan tiga meter itu. Mereka yang berkunjung di Pantai Rongkang hanya warga sekitar yang tahu akses mencapai pantai tersebut. Sebab, cukup sulit akses wisatawan menuju pantai ini jika bukan warga Labang, Tragah, Kwanyar atau Modung.
Pantai ini hanya dikunjungi banyak orang hanya setahun sekali. Yaitu, saat orang Madura pada umumnya merayakan Telasen Topa' (Lebaran Ketupat, red). Selebihnya, pantai ini sepi. Tanpa hiburan, tidak ada orang jualan.
Dari catatan kami tempat ini sangat bagus. Lokasinya strategis, dekat Suramadu dan bisa memandanginya dari sini. Sayangnya, orang luar tidak tahu keberadaan pantai ini. Pemerintah juga tak pernah mencoba mempromosikan pantai ini jadi objek wisata. Achmad Ruka’is Sujud Al Fatihi Famas AR
Read More : Memburu Sunrise Pantai Rongkang

280 Px

280 Px

280 Px

SURAMADU

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009